Friday

Prospek Tanaman Kenanga & Ylang ylang

Indonesia (Jawa) pernah dikenal sebagai satu-satunya penghasil minyak kenanga (Cananga Oil) di dunia. Peran tersebut sampai saat ini masih belum tergantikan. Di luar Indonesia penghasil minyak kenanga hanyalah Fiji, meskipun volumenya relatif kecil. Sementara Indonesia sendiri sebagai "jawara" kenanga telah mengalami kemerosotan yang luarbiasa. Sentra-sentra penghasil kenanga di negeri kita seperti Pandeglang (Banten), Cirebon, Majalengka dan Kuningan (Jabar), sekarang telah berhenti berproduksi. Sebab pohon-pohon kenanga di empat kabupaten tersebut telah habis ditebang. Yang masih tersisa sedikit tinggal di Boyolali (Jateng) dan Blitar (Jatim). Namun di dua tempat ini, penebangan kenanga terus berlangsung, sementara penanaman baru hampir tidak pernah ada. Di Cirebon, Kuningan dan Majalengka memang pernah ada upaya penghijauan dengan tanaman kenanga. Namun hasilnya juga kurang menggembirakan. Demikian pula halnya dengan di Boyolali. Di sini, bibit (benih) kenanga telah diproduksi dan dipasarkan. Tetapi minat masyarakat termasuk PT Perhutani (Persero) untuk mengembangkannya sebagai tanaman penghijauan dan reboisasi sangat rendah.

Nasib serupa juga terjadi pada komoditas ylang-ylang atau kenanga Filipina. Dulu negeri ini dikenal sebagai penghasil minyak ylang-ylang (Ylang-Ylang Oil) satu-satunya di dunia. Tetapi Perang Dunia I telah mengakibatkan hancurnya kebun ylang-ylang di negeri tersebut. Setelah Perang Dunia II, hanya tinggal tersisa satu kebun ylang-ylang yang melanjutkan "tradisi" bisnis komoditas ini. Namun nasib ylang-ylang masih lebih baik dari kenanga. Sebab pada tahun 1770, benih ylang-ylang sempat diselundupkan ke pulau Reunion di lepas pantai timur Madagaskar, Afrika. Sampai dengan "krisis ekonomi dunia" tahun 1930an, perkembangan penanaman ylang-ylang tidak menunjukkan grafik naik yang tajam. Awal ahun 1900an, ylang-ylang juga dimasukkan ke kepulauan Comoro di lepas pantai barat laut Madagaskar dan juga di bagian utara pulau Madagaskar sendiri, yakni di Nosy Bé. Selain itu ylang-ylang juga telah dicoba untuk dikembangkan di provinsi Guang Dong di China bagian tenggara. Dan terakhir, ylang-ylang juga telah dikembangkan seluas 600 hektar di kab. Lebak, prov. Banten. Saat ini kebun ylang-ylang yang dikelola oleh PT Perhutani dan Pemkab. Lebak itu telah mulai berproduksi.

Kenanga merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara yang penyebarannya sampai ke Cina bagian selatan dan Australia bagian Utara. Ada dua spesies tanaman keluarga sirsak-sirsakan (Annonaceae) ini, yakni Cananga latifolia dan Cananga odorata. Cananga odorata sendiri terdiri dari satu varietas (Cananga odorata var. fruticosa) dan dua forma (Cananga odorata forma genuina dan Cananga odorata forma macrophylla). Forma macrophylla adalah grup kenanga kita, sementara forma genuina adalah kelompok ylang-ylang Filipina. Perbedaan utama kenanga dan ylang-ylang adalah, kenanga akan tumbuh berupa pohon besar dengan ketinggian mencapai 30 meter dengan diameter batang sampai 1 m. Sementara ylang-ylang hanya akan berupa perdu setinggi 15 meter dengan diameter batang sekitar 40 cm. Kenanga merupakan penghasil kayu berkualitas baik, terutama untuk bahan sound sistem (perangkat kedap suara). Selain tetap sebagai penghasil bunga untuk bahan cananga oil. Sementara ylang-ylang hanya diharapkan sebagai penghasil bunga untuk industri ylang-ylang oil. Hingga ada pameo, kalau kita menanam kenanga, jangan diharapkan hasil bunganya. Anggap saja kita menanam kayu, tetapi sebelum kayu itu bisa ditebang akan menghasilkan bunga.

Hasil bunga kenanga, jauh lebih tinggi dibanding dengan ylang-ylang. Kalau kenanga per pohon mampu menghasilkan bunga sampai 200 kg. per tahun, maka ylang-ylang hanya sekitar 50 kg. Tetapi tingkat kewangian bunga ylang-ylang lebih tinggi. Hal ini ditandai dengan indeks bias minyak ylang-ylang yang mencapai 150 sementara indeks bias minyak kenanga di bawah 50. Hingga harga minyak kenanga juga kalah dibanding dengan ylang-ylang. Saat ini harga minyak kenanga hanya berkisar antara Rp 200.000,- sampai Rp 250.000,- per kg. Sementara minyak ylang-ylang mencapai Rp 400.000,- sampai Rp 500.000,- per kg. atau duakali lipatnya. Proses pembuatan minyak kenanga dan ylang-ylang sangat sederhana, yakni dengan teknik destilasi (penyulingan) biasa menggunakan ketel stainless steel. Aspek agroindustri serta perdagangan (peluang pasar), dari minyak kenanga maupun ylang-ylang sebenarnya hampir tidak ada masalah. Yang menjadi kendala hanyalah faktor on farmnya. Kalau ada yang mau menanam kenanga atau ylang-ylang, proses agroindustrinya pasti akan lancar dan produk minyaknya akan diserap pasar dengan mudah dan cepat. Kalau sampai sekarang belum ada yang berani mencoba membudidayakan kenanga secara lebih serius, penyebabnya hanyalah faktor minimnya informasi.

Baik kenanga maupun ylang-ylang akan tumbuh baik di kawasan dengan ketinggian antara 0 m. sampai dengan 700 m. dpl. Namun pertumbuhan optimal akan diperoleh pada ketinggian antara 400 sd. 600 m. dpl. Dua komoditas ini juga menghendaki iklim yang sangat basah, yakni curah hujan antara 2.300 sd. 3.000 mm. per tahun. Hingga kawasan-kawasan seperti Banten, sekitar gunung Ceremai. Boyolali (lereng Merbabu dan Merapi) dan Blitar (lereng gunung Kelud dan Butak), dulu dikenal sebagai kawasan tanaman kenanga. Daerah-daerah kering seperti Serang, Rembang, Tuban, Gresik, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo serta NTB, NTT dan Sultra pada umumnya, kurang cocok untuk pengembangan budidaya kenanga maupun ylang-ylang. Kawasan Sumatera dan Kalimantan relatif cukup berpotensi untuk pengembangan komoditas ini. Kenanga dan ylang-ylang menghendaki lahan subur yang kaya bahan organik dengan lapisan top soil (solum) dalam (antara 3 sd. 5 m). Dua tanaman ini hampir tidak memerlukan perlakuan yang instimewa dalam hal budidayanya. Hama yang paling berbahaya hanyalah ulat bulu yang akan menurunkan produktifitas, namun tidak akan sampai merusak atau mematikan tanaman.

Kenanga harus ditanam dengan jarak agak jarang, yakni 10 X 10 m, atau 8 X 12 m, hingga populasi tanaman per hektar sekitar 100 pohon. Namun pada tahun pertama, kenanga bisa ditanam dengan jarak lebih rapat. Misalnya 3 X 3 m, atau 3 X 4 m, baru pada tahun-tahun berikutnya dilakukan penjarangan. Apabila penanaman pada tahun pertama sudah menggunakan jarak 10 X 10 m. atau 8 X 12 m, maka lahan tersebut bisa digunakan untuk budidaya tanaman semusim. Biasanya yang ditanam jagung, padi ladang, kacang tanah atau tanaman pangan lainnya, asalkan bukan singkong. Sebab singkong akan menguras hara tanah, hingga kenanga sebagai tanaman pokoknya, akan kalah dalam memperebutkan unsur hara serta sinar matahari. Beda dengan kenanga, jarak tanam ylang-ylang bisa lebih rapat. Misalnya 4 X 6 m, hingga populasi tanaman per hektar mencapai 400 pohon. Kenanga akan mulai berbunga pada umur antara 6 sampai dengan 10 tahun atau rata-rata pada umur 8 tahun. Sementara ylang-ylang akan berproduksi lebih cepat yakni antara umur 4 sampai dengan 6 tahun atau rata-rata pada umur 5 tahun. Kalau pada penanaman ylang-ylang hasil yang diharapkan hanyalah bunganya, maka pada kenanga, hasil utamanya berupa kayu. Bunga merupakan produk sampingan sambil menunggu panen kayu pada saat tanaman berumur 20 atau 30 tahun nanti.

Saat ini bibit kenanga maupun ylang-ylang sudah diproduksi. Di kab. Boyolali, para petani sudah mulai menyemai kenanga (dari biji) dalam polybag kecil dan dipasarkan dengan harga Rp 1.500,- sampai dengan Rp 2.000,- per tanaman setinggi ± 30 cm. pranko di tempat. Sementara bibit ylang-ylang bisa dipesan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), di Cimanggu, Bogor; serta di PT Perhutani, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Malingping, Kab. Lebak, Banten. Harga bibit ylang-ylang dalam polybag kecil setinggi 30 cm, sekitar Rp 3.000,- sd. Rp 4.000,- per tanaman. Sementara bibit yang lebih tinggi (sekitar 1 sd. 1,5 m. bisa berharga antara Rp 5.000.- sd. Rp 10.000,- juga pranko setempat. Karena kebutuhan benih kenanga per hektar sekitar 100 pohon maka biaya benih plus ongkos angkut diperkirakan antara Rp 200.000,- sd. Rp 250.000,- per hektar. Benih ylang-ylang sekitar Rp 1.400.000,- sd. Rp 1.800.000,- per hektar, termasuk biaya angkut. Benih tersebut sebaiknya tidak langsung ditanam melainkan disemai dulu di sekitar lokasi yang akan dihijaukan. Penanaman yang akan dilakukan di luar Jawa (misalnya di Minahasa) sebaiknya bekerjasama dengan Balittro atau PT Perhutani, agar penyemaian dilakukan langsung di lokasi penanaman. Sebab ongkos angkut benih melalui kapal laut maupun pesawat terbang, jauh lebih tinggi dibanding melakukan penyemaian di tempat.

Penanaman kenanga maupun ylang-ylang sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan. Di Jawa, waktunya sekitar bulan Oktober atau November. Pola penanaman kenanga maupun ylang-ylang sebaiknya menggunakan model penghijauan atau reboisasi. PT Perhutani yang telah mencoba mengembangkan ylang-ylang, memiliki strategi ekonomis maupun ekologis bahkan juga sosial yang cukup gemilang. Sebab dengan menanam ylang-ylang atau kenanga, lahan hutan tersebut akan dapat diamankan secara ekologis. Namun rakyat yang tinggal di sekitar hutan akan memperoleh dampak ekonomis sebagai tenaga pemanen ylang-ylang atau kenanga. Dengan biaya panen Rp 2.500,- per kg, dengan hasil panen per hari per orang antara 10 sd. 25 kg, maka pendapatan tenaga pemanen ini berkisar antara Rp 25.000,- sampai dengan Rp 50.000,- Periode panen kenanga maupun ylang-ylang selang tiap 3 bulan. Hingga dalam setahun bisa dilakukan pemanenan sebanyak 4 periode dengan satu periode merupakan panen raya. Melihat potensi bisnisnya, kenanga maupun ylang-ylang merupakan dua komoditas yang strategis dan mendesak untuk dikembangkan dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa.

Data: Taken from Foragri